Rabu, 21 Mei 2014

TINJAUAN SEJARAH SENI RUPA MODERN INDONESIA

TINJAUAN SEJARAH SENI RUPA MODERN INDONESIA

Drs. Hery Santosa, M. Sn.
Drs. Tapip Bahtiar, M. Ds.

1) Masa Perintisan

Raden Saleh Syarif Bustaman ( Terbaya, 1814 -1880 ), putra keluarga bangsawan pribumi mampu melukis gaya/cara barat ( alat, media dan teknik) yang natural dan romantis. Mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen, pelukis Belanda A. Schelfhouf dan C. Kruseman di Den Haag. Berkeliling dan pernah tinggal di Negara-Negara Eropa.

Karya Raden Saleh:

•Hutan terbakar
•Perkelahian antara hidup dan mati
•Pangeran Diponegoro
•Berburu Banteng di Jawa
•Potret para Bangsawan tinjauan seni rupa indonesia

Ciri-ciri karya lukisan Raden Saleh :


•Bergaya natural dan romantisme.
•Kuat dalam melukis potret dan binatang.
•Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix.
•Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatang.


Karya Raden Saleh

              Deanles, karya RadenSaleh.

Berburu Rusa, karya Raden Saleh, cat minyak di atas kanvas. 

Badai / The Storm, 1851,karya RadenSaleh, Cat minyakdi atas kanvas,
97 x 74 cm.  

2) Masa Indonesia Jelita (Indie Mooi)

Selanjutnya muncul pelukis-pelukis muda yang memiliki konsep
berbeda dengan masa perintisan, yaitu melukis  keindahan dan
keelokan alam Indonesia. Keadaan ini ditandai pula dengan
datangnya para pelukis luar/barat atau sebagian ada yang
menetap dan melukis keindahan alam Indonesia.

Pelukis Indonesia Molek :
  • Abdullah  Suriosubroto (1878-1941)
  • Mas Pirngadi (1875-1936)
  • Wakidi
  • Basuki Abdullah
  • Henk Ngantung, Lee ManFong (dll)
  • Rudolf Bonnet (Bld), Walter Spies (Bel), Romuldo Locatelli, Lee

  • Mayer (Jerman) dan W.G. Hofker.


Ciri-ciri lukisan :
  • Pengambilan obyek alam yang indah
  • Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa merdeka
  • Kemahiran teknik melukis tidak dibarengi dengan penonjolan

  • nilai spiritual
  • Menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia. 

    
 Karya Indonesia Jelita

Gunung Merapi,karya  Basoeki Abdullah

Danau Singkarak,1942, karya Wakidi,cat air 
Lukisancat minyak, karya  AbdullahSR


Mountain LandscapeI  karya Wakidi, Cat minyakdiatas kanvas,
139.5x 197cm

Village life in Sanur,  Willem Gerard Hofker (1902-1981), oil on canvas 
PensiveYoung Man,1975,
Rudolf Bonnet, Netherlands,
charcoal on paper, 88 x 60 cm

3) Masa Cita Nasional
Bangkitnya kesadaran  nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo
pada Th.1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus
Djajasumita  medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia).
Perkumpulan pertama di Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga
kesenian asing  Kunstring yang  mampu menghimpun lukisan-lukisan
bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai
yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.

Hasil karya mereka mencerminkan :

  • Mementingkan nilai-nilai psikologis;
  • Tema perjuangan rakyat ;
  • Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata;
  • Memiliki kepribadianIndonesia ;
  • Didasari oleh semangat dan keberanian; 

Karya-karya  seni lukis masa PERSAGI antara lain :

  • Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman
Nirwana
  • S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go
meh.
  • Otto Djaya : Penggodaan, WanitaImpian
Karya Masa Cita Nasional 


Kawan-kawan Revolusi, 1947, karya  S. Sudjojono,  cat minyak di atas kanvas, 95 x149 cm.

4) Masa Pendudukan Jepang

Cita  PERSAGI  masih melekat pada para pelukis, serta menyadari pentingnya
seni lukis untuk kepentingan revolusi.

Pemerintah Jepang mendirikan  KEIMIN BUNKA SHIalSlI Lembaga
Kesenian Indonesia ±Jepang ini pada dasarnya lebih mengarah pada kegiatan
propaganda Jepang.

Tahun1943 berdiri PUTERA  (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung Karno, Bung
Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH Mansur. Tujuannya memperhatikan dan
memperkuat perkembangan seni dan budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola
oleh S. Sudjojonodan Afandi, selanjutnya bergabung  pelukis Hendara,
Sudarso, Barli, Wahdi dan sebagainya

Hasil karya mereka mencerminkan :

‡ Melanjutkan cerminan dari masa cita Nasional 


Tokoh utama pada masa ini antara lain:

  • S. Sudjojono
  • Basuki Abdullah, Emiria Surnasa
  • Agus Djajasumita, Barli
  • Affandi, Hendra dan lain-lain

Karya Masa
Pendudukan Jepang  
PengemisI 1974,karyaAffandi,Catminyakdiataskanvas, 99x129cm

KeluargaPemusik , 1971,karya HendraGunawan, cat minyakdiatas kanvas, 150 x 90 cm


5) Masa Setelah Kemerdekaan 

Setelah Jepang keluar dari bumi Indonesia, dunia seni lukis
mendapatkan angin segar.Masa kemerdekaan benar-benar
mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya. Hal ini ditandai dengan
munculnya berbagai kelompok atau perkumpulan  seniman,
antara lain :

  • Pada tahun 1946 berdiri SIM (Seniman Indonesia Muda) yang sebelumnya bernama “Seniman masyarakat”. Dipimpin oleh S. Sudjojono, anggotanya : Affandi, Sudarso, Gunawan, Abdus Salam, Trubus dan sebagainya.
  • Pada tahun 1947 berdiri perkumpulan pelukis rakyat yang dipimpin oleh Affandi dan Hendra yang keluar dari perkumpulan SIM. Anggota dari pelukis rakyat antara lain : Hendra, Sasongko, Kusnadi dan sebagainya.
  • Pada tahun 1948 berdiri perkumpulan yang memberikan kursus menggambar, yaitu Prabangkara. Selanjutnya para tokoh SIM, Pelukis rakyat dkk. merumuskan pendirian lembaga pendidikan Akademi Seni Rupa.Tokoh perintisan lembaga tersebut antara lain S. Sudjojono, Hendra Gunawan, Djayengasmoro, Kusnadi, Sindusisworo dan lain-lain.
  • Pada tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja dibantu oleh Muhtar Apin, Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta Subraka dan lain-lain.
  • Pada tahun 1959 Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar berubah menjadi jurusan Seni Rupa pada Institut Teknologi Bandung.

Karya Masa Setelah Kemerdekaan


Ikan, Hendra Gunawan




Tiga Wanita (1998), Barli Sasmitawinata, 70x90cm

6) Masa Pendidikan Formal

Pada masa ini ditandai dengan lebih mantap berdirinya pendidikan formal

Berdirinya ASRI ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) Tanggal 18 Januari 1948 di Yogyakarta dengan direktur R.J. Katams.

Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang jurusan seni rupa ITB ) yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja di Bandung.
Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah menengah menuntut terbentuknya jurusan seni rupa pada perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang terbesar di Indonesia.
Dari Masa Pendidikan Formal lahir pelukis-pelukis akademis seperti:Widayat, Bagong Kusudiharjo, Edhi Sunarso, Saptoto, G. Sidharta, Abas Alibasyah, Hardi, Sunarto, Siti Rulyati, Mulyadi, Irsam, Arief Sudarsono, Agus Dermawan, Aming Prayitno, dan lainnya (Yogyakarta). Popo Iskandar, Achmad Sadali, But Muchtar, Srihadi, A.D. Pirous, Hariadi, Kabul Suadi, Sunaryo, Jim Supangat, Pandu Sadewa, T. Sutanto. (Bandung)
Karya Masa Pendidikan Formal (2)



Berita Duka, Karya G. Sudharta

Hutan(1973), Karya Widayat, Cat minyak di atas kanvas, 100x70cm.

Karya Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Kamar Ibu Dan Anak,1975, karya Jim Supangkat






Karya Seni Rupa Baru Indonesia

IndonesiaTransformasi,1995, karya Ivan Sagito,cat minyak diatas kanvas, 110 x 140 cm.




……….. Dede Eri Supria



Bagi yang menginginkan filenya bisa di download disini

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages